Kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan di Kabupaten Cianjur kembali mengemuka. Organisasi masyarakat Benteng Independen Cianjur Raya (BICARA) melayangkan surat resmi kepada Bupati Cianjur dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat aktivitas industri makanan ringan (pabrik ciki) di kawasan permukiman warga.
Surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum BICARA, Nendi Runedi, S.H., itu menyoroti lambannya respons DLH terhadap aduan warga yang sudah lama merasakan dampak pencemaran udara dan air. Beberapa warga bahkan dilaporkan mengalami gatal-gatal dan gangguan kesehatan akibat limbah pabrik.
“Kami tidak datang membawa amarah, tetapi membawa suara nurani rakyat kecil. Pembangunan sejati bukan yang meninggikan bangunan, tetapi yang meninggikan martabat manusia dan menjaga keseimbangan alam,”
tegas Nendi dalam keterangannya kepada media, Minggu (26/10/2025).
Menegakkan Hukum dan Nurani
Dalam suratnya, BICARA mengutip sejumlah dasar hukum penting, antara lain Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Keduanya menegaskan bahwa setiap warga negara berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.
BICARA juga menyoroti pentingnya peran aktif pemerintah daerah, khususnya DLH, untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan tidak ada pembiaran atas aktivitas industri yang berpotensi merusak lingkungan.
“Ketika hukum diam di tengah penderitaan rakyat, maka diam itu menjadi bentuk ketidakadilan yang lain,”
tulis Nendi dalam surat terbuka tersebut.
“DLH tidak hanya memiliki tugas administratif, tetapi juga mandat moral dan tanggung jawab kosmis terhadap keseimbangan alam.”
Panggilan Alam dan Etika Pemerintahan
Dalam bagian reflektifnya, BICARA menegaskan bahwa kerusakan lingkungan bukan hanya persoalan teknis, tetapi peringatan dari semesta atas terganggunya keseimbangan hidup.
“Alam tidak bisa diajak berunding, tetapi ia selalu berbicara lewat tanda-tanda. Ketika air berubah warna dan udara kehilangan segarnya, itu adalah panggilan agar manusia memperbaiki cara hidup dan cara memimpin,” tulisnya.
BICARA berharap Bupati Cianjur dapat segera mengambil langkah tegas dan bijaksana dengan membentuk tim investigasi terpadu bersama masyarakat, akademisi, dan instansi teknis.
Tujuannya: memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kembalinya kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
Suara Rakyat, Amanah Semesta
Gerakan moral yang dilakukan BICARA mendapat apresiasi dari berbagai pihak, terutama warga sekitar lokasi pabrik yang terdampak.
Mereka menilai langkah BICARA sebagai bentuk nyata dari tanggung jawab sosial dan solidaritas sesama umat manusia.
“Kami tidak menuntut uang atau proyek. Kami hanya ingin udara yang bersih, air yang jernih, dan anak-anak kami tidak lagi gatal,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
BICARA menutup suratnya dengan pesan moral:
“Keadilan lingkungan adalah cermin dari keadilan batin. Bila bumi sakit, maka hati manusia telah kehilangan timbangannya.”
N.Rafael










