banner 728x250

Menjaga Objektivitas dan Kesadaran dalam Pendidikan Masyarakat Cianjur

banner 120x600
banner 468x60

Cianjur — Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian publik di Kabupaten Cianjur tertuju pada isu pengelolaan program pendidikan masyarakat (PKBM). Beragam pemberitaan muncul di ruang publik; sebagian menyoroti persoalan teknis dan administrasi, sementara sebagian lain berkembang menjadi opini yang tidak selalu didukung oleh data yang akurat.

Namun, di balik hiruk-pikuk isu tersebut, tersimpan pelajaran berharga tentang bagaimana masyarakat dapat memahami makna pendidikan secara lebih objektif, berkeadilan, dan manusiawi.

Narasi Kesadaran: Dari Hafalan ke Pemahaman

PKBM sejatinya bukan sekadar lembaga administratif pendidikan nonformal, tetapi ruang pembebasan pengetahuan.
Setiap warga belajar yang datang membawa pengalaman hidup yang berbeda — ada yang ingin menebus masa sekolah yang tertinggal, ada yang mencari keterampilan baru, dan ada pula yang ingin belajar membaca kehidupan dengan lebih jernih.

Karena itu, keberhasilan pengelolaan PKBM tidak cukup diukur dari tumpukan dokumen atau laporan kegiatan, tetapi dari dampak kesadaran yang tumbuh dalam diri masyarakat.
Pendidikan masyarakat menjadi berarti ketika ilmu mengubah cara seseorang memandang dirinya dan lingkungannya.

Narasi Keberanian: Dari Takut Salah ke Berani Bertanya

Pendidikan masyarakat tidak boleh menjadikan peserta didik sekadar patuh tanpa daya kritis.
Di ruang-ruang belajar PKBM, setiap pertanyaan harus dihargai, karena bertanya adalah tanda kehidupan akal.

Guru dan tutor bukan sekadar pengajar, tetapi penyulut keberanian intelektual.
Ketika seorang warga belajar berani berkata, “Saya tidak paham, tolong jelaskan,” di situlah pendidikan sejati sedang bekerja — membentuk manusia yang berani berpikir dan terbuka terhadap kebenaran.

Narasi Spiritualitas Ilmu: Belajar Sebagai Jalan Menemukan Diri

Tujuan akhir pendidikan bukanlah ijazah, melainkan kesadaran diri.
Setiap proses belajar — dari menulis nama sendiri hingga memahami hak warga negara — merupakan laku spiritual untuk menemukan jati diri manusia.

PKBM menjadi jembatan antara pengetahuan dan kemanusiaan: dari buta huruf menuju melek hati.
Pendidikan yang demikian tidak hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga menghaluskan budi dan memperkuat nilai kebersamaan di tengah masyarakat Cianjur.

Menjaga Objektivitas dan Semangat Pembenahan

Pemerintah daerah Kabupaten Cianjur mengajak seluruh pihak untuk tetap menjaga objektivitas dan ketenangan.
Seluruh proses audit dan pembinaan PKBM di Cianjur sedang berjalan sesuai mekanisme yang diatur oleh pemerintah pusat.
Prinsip yang dijunjung adalah transparansi, keadilan, dan kesinambungan pembelajaran.

Situasi ini bukan ajang mencari siapa yang benar atau salah, melainkan uji kematangan bersama dalam mengelola pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil.
Justru di tengah ujian seperti inilah, tata kelola pendidikan dapat diperkuat, dialog dibangun, dan semangat belajar masyarakat dinyalakan kembali.

“Belajar bukan untuk membenarkan yang sudah benar, tetapi untuk berani memperbaiki yang belum sempurna.”

Penulis: Bedi Budiman
Editor: Tim Redaksi Pendidikan Masyarakat Cianjur

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *