Di bawah Komando Nendi Runendi – Ketua Umum Bicara Benteng Independen Cianjur Raya Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025, redaksi Bicara News ID bersama Benteng Independen Cianjur Raya (BICARA) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali menyalakan semangat nilai dan nurani bangsa.
Di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus digital, makna kepahlawanan tidak lagi sekadar kisah sejarah, melainkan tantangan moral bagi generasi kini untuk menjaga kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
Dalam momentum ini, Ketua Umum BICARA, Nendi Runendi, menyampaikan refleksi dan seruan moral tentang pentingnya menyalakan kembali api nilai di tengah zaman digital.
Hari Pahlawan bukan sekadar tanggal dalam kalender nasional, melainkan cermin nurani bangsa — pengingat bahwa kemerdekaan lahir dari keberanian, ketulusan, dan pengorbanan. Namun di tengah derasnya arus digital dan derasnya opini tanpa kedalaman nilai, semangat kepahlawanan kerap memudar di balik layar gawai.
Maka tugas generasi hari ini bukan hanya mengenang, tetapi menyalakan kembali api nilai yang dulu membuat bangsa ini berdiri tegak.
Dalam pesannya, Nendi Runendi, Ketua Umum Bicara Benteng Independen Cianjur Raya, menegaskan bahwa kepahlawanan bukanlah kisah masa lalu, melainkan sikap batin yang hidup dalam keseharian kita.
Menurutnya, perjuangan hari ini tidak lagi di medan perang bersenjata, melainkan di medan moral, sosial, dan hukum yang menuntut keberanian untuk tetap berpihak pada kebenaran.
“Kita tidak sedang berperang melawan penjajah berseragam,
tetapi melawan kebodohan yang dibiarkan, keserakahan yang dilegalkan, dan ketidakpedulian yang dianggap biasa.
Di situlah makna baru perjuangan — berani jujur, adil, dan berperikemanusiaan,
bahkan ketika tidak ada yang menyaksikan.” — Nendi Runendi, Ketua Umum Bicara Benteng Independen Cianjur Raya
Dalam pandangan filosofis, pahlawan sejati bukan hanya mereka yang gugur di medan laga, tetapi mereka yang tetap berdiri di tengah badai zaman — menjaga kebenaran ketika banyak orang memilih diam, menegakkan keadilan meski tanpa tepuk tangan.
Nilai perjuangan kini menemukan bentuk barunya:
perjuangan melalui penegakan keadilan sosial, pendidikan yang memerdekakan, dan solidaritas yang menyatukan.
Bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang mengenang pahlawannya, tetapi yang meneladani keberaniannya dalam tindakan nyata.
Spirit kepahlawanan harus menjadi energi kolektif dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang berkeadaban — membangun manusia, bukan hanya infrastruktur; menegakkan nilai dengan nurani, bukan dengan kekuasaan; serta menumbuhkan ilmu yang mencerahkan, bukan yang memecah-belah.
Di era digital yang penuh kebisingan informasi, menjadi pahlawan berarti berani menjaga nilai di tengah gelombang kepalsuan.
Menjadi pahlawan berarti tetap jujur ketika kejujuran menjadi langka, tetap peduli ketika banyak yang acuh, dan tetap berjuang meski tanpa sorotan kamera.
Hari Pahlawan bukan milik masa lalu. Ia adalah dialog antara masa lalu dan masa depan, di mana setiap generasi ditantang untuk menjawab satu pertanyaan sederhana namun mendalam:
Apakah kita masih memiliki keberanian untuk berbuat benar, ketika tidak ada yang melihat?
Selama api nilai itu masih menyala dalam dada anak bangsa, maka semangat pahlawan tidak akan pernah padam.
Karena pahlawan sejati hidup dalam tindakan — bukan hanya dalam kenangan.
Redaksi Bicara News ID dan Benteng Independen Cianjur Raya (BICARA).
B.B


















