banner 728x250
Berita  

Semangat Sumpah Pemuda, Semangat Pendidikan Bernyawa: Dinas Pendidikan Cianjur Ajak Sekolah Hidupkan Kembali Jiwa Belajar

banner 120x600
banner 468x60

Dalam semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur menyerukan kebangkitan baru di dunia pendidikan: “Menghidupkan Kembali Semangat Belajar yang Berjiwa.”

Ajakan ini bukan sekadar seruan administratif, melainkan panggilan moral dan ruhani untuk menghormati perjuangan para pendahulu bangsa — para pemuda 1928 yang mengikrarkan persatuan dengan kesadaran, bukan paksaan.

Sumpah Pemuda, menurut Dinas Pendidikan, adalah manifestasi dari jiwa yang tidak mau tunduk pada kejumudan, dan kini semangat itu harus dihidupkan kembali di ruang-ruang sekolah.

Kalimat “satu nusa, satu bangsa, satu bahasa” harus diterjemahkan ke dalam konteks pendidikan hari ini: “satu hati, satu cita, satu kesadaran untuk belajar dan membangun.”

“Kita ingin mengembalikan semangat belajar yang lahir dari hati, bukan dari kewajiban. Anak-anak harus diajak memahami makna belajar, bukan sekadar mencari nilai. Guru perlu menjadi pembimbing ruhani sekaligus penuntun ilmu,” demikian pernyataan resmi Dinas Pendidikan Cianjur kepada Bicara News ID, Selasa (28/10).

Dalam kesempatan yang sama, pihak dinas menekankan bahwa pendidikan sejati adalah kelanjutan dari semangat Sumpah Pemuda — semangat untuk berdiri di atas keyakinan, tanggung jawab, dan cinta tanah air yang berakar dari kesadaran diri.

Karena itu, nilai karakter, wawasan kebangsaan, dan pembinaan kepribadian harus menjadi bagian dari denyut kehidupan sekolah, bukan hanya pelengkap di atas kertas.

“Kita bisa membuat kurikulum apa saja, tapi tanpa jiwa, semua hanya jadi catatan. Anak-anak perlu disentuh hatinya agar punya daya cipta dan tanggung jawab sosial,” ujar perwakilan Bidang PAUD-Dikmas.

Pihak Dinas juga mengingatkan bahwa guru adalah penjaga api semangat bangsa.

Mereka bukan hanya penyampai materi, tetapi penerus estafet perjuangan yang harus menyalakan kesadaran anak-anak agar tidak kehilangan arah di tengah arus digital dan materialisme pendidikan.

“Dana BOS itu hak, tapi jangan sampai menjadi pusat perhatian. Fokus utama tetap bagaimana membangun manusia yang utuh — yang bisa berpikir, merasa, dan berbuat baik,” tegasnya.

Gerakan moral ini diharapkan menjadi momentum reflektif bagi sekolah-sekolah di seluruh Cianjur untuk menghidupkan kembali “ruh pendidikan”: menjadikan setiap pelajaran sebagai doa, setiap kelas sebagai taman kesadaran, dan setiap guru sebagai penerus semangat pemuda yang berjanji menjaga bangsa ini dengan ilmu dan akhlak.

“Kita tidak sedang mengejar laporan sempurna, tapi sedang menanam generasi yang akan memikul masa depan negeri ini,” tutup pernyataan itu.

🕊️ Bicara News ID mencatat, langkah reflektif ini menjadi sinyal penting bahwa Dinas Pendidikan Cianjur berupaya meneruskan makna Sumpah Pemuda dalam dimensi baru — dari ikrar kebangsaan menjadi ikrar kesadaran pendidikan:

Bahwa jiwa bangsa tidak akan hidup tanpa pendidikan yang bernyawa.

N. Rafael

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *